Semoga Allah merahmati Abul Faraj Abdurrahman bin
Al-Jauzi (wafat tahun 597 H.) dalam kitabnya shaidul Khatir, Beliau menerangkan
keadaan manusia pada jaman beliau yang tidak mengetahui makna hidup. Beliau berkata
“bahwa di antara mereka ada yang diberikan kekayaan yang banyak dari hasil
usahanya. Ia hanya duduk di pasar menghabiskan sebagian besar waktu di siang
hari sembari menonton manusia yang lalu lalang. Ada pula orang yang mencari
tempat tenang untuk bermain catur ada
lagi yang menghabiskan waktunya untuk bercerita banyak tentang para penguasa,
harga-harga yang mahal, murah, dan lain sebagainya”.
Beliau melanjutkan dan mengutip sebuah ayat:
“Kini aku mengetahui bahwa Allah Ta’ala tidak
memberitahukan tentang kemuliaan umur dan nilai masa sehat itu kecuali kepada
orang yang diberikan taufik oleh-Nya dan diilhami untuk memanfaatkan waktu
tersebut”.
وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا
يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ [٤١:٣٥]
Sifat-sifat yang baik itu
tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang
besar.
Catatan untuk kita yang hidup saat ini:
Melihat keadaan yang dituliskan beliau
Rahimahullah, Lantas bagaimana jika dibandingkan fenomena Abad ini yang
rata-rata orang menghabiskan waktunya dalam perbuatan yang sia-sia. Menghabiskan waktu dengan menonton
TV, memainkan HP dan sibuk mengomentari kehidupan orang lain. Apakah kita
termasuk di dalamnya???
Dari tulisan beliau Rahimahullah diatas kita
dapat mengambil ibrah bahwa alangkah banyak waktu yang kita sia-siakan saat ini
dan jauhnya semangat kita dalam menuntut ilmu. Kita akui bahwa inilah bentuk
kebodohan kita yang tidak mengetahui makna hidup yang sebenarnya. Akankah kita
lanjutkan kebodohan ini?!! Mari kita perbanyak membaca istighfar agar
kiranya Allah membimbing kita keluar dari dalam kebodohan ini.
Barakallah fiikum
Allahu A’lamu bis-shawwab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar