Allah
Ta’alaa berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ
الشَّيْطَانِ
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. (QS An Nur :21)
Dalam
ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah menyayangi hambanya yang beriman dan
tanda kasih sayang ini ialah dengan memberikan perhatian (warning) untuk tidak
mengikuti langkah-langkah syetan, karena syetan menyuruh mengerjakan perbuatan
keji dan mungkar. Dan dengan dasar ayat ini pula, bahwa kita yang beriman
hendaknya untuk mengilmui setiap langkah-langkah syetan agar kita memiliki kontrol
diri untuk tidak mengikutinya dan menjauhinya secara sadar maupun tidak sadar.
Seorang sahabat yang mulia yaitu Hudzaifah Ibnul
Yaman, begitu semangat mengenali kejelekan, di samping ia juga paham amalan
baik. Hudzaifah berkata, “Manusia dahulu biasa bertanya pada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kebaikan. Aku sendiri sering bertanya
mengenai kejelekan supaya aku tidak terjerumus di dalamnya.”
( HR. Bukhari no. 3411 dan Muslim no. 1847)
Contoh
yang sederhana dalam mengikuti langkah-langkah syetan, dalam hal ini mudah
untuk tidak dilakukan, namun nyatanya sebagian orang sulit meninggalkannya. Yaitu,
makan dengan tangan kiri. Sebagian masyarakat kita telah terkontaminasi dengan
budaya barat, karena memang mereka menganggap bahwa kebiasaan mereka yang makan
dan minum dengan tangan kiri merupakan kebiasaan masyarakat maju (baca; modern).
Sedangkan mereka (masyarakat barat) menganut idiologi kekebasan (freedom) yang
sudah pasti berbeda dan bertentangan dengan idiologi dalam agama kita.
Idiologi
kebebasan yang mereka anut, selalu mempertanyakan tentang larangan makan dan
minum dengan tangan kiri yang diajarkan dalam agama Islam, karena menurut akal
pemikiran mereka tidaklah berbeda seseorang makan dan minum dengan tangan kiri
atau tangan kanan, toh keduanya sama-sama tangan dan memilliki fungsi yang sama
dan tidak mengganggu orang lain. Maka dalam hal ini tidak ada cela bagi yang
makan dengan tangan kanan maupun dengan tangan kiri. Sama halnya dengan cara
berpakaian masyarakatnya yang kebanyakan berpakaian setengah bahan, mereka berpakaian
sesuai selera yang mereka inginkan asal tidak mengganggu orang lain dalam perspective
mereka.
Orang-orang
beriman adalah orang yang telah berkomitmen untuk mengikuti ajaran yang telah
diwahyukan Allah yaitu Al Quran dan hadits. Mempercayai hal-hal ghaib yang
datangnya dari Allah yang disampaikan kepada Rasulullah untuk seluruh umatnya. Dan
salah satu hal ghaib yang diajarkan kepada kita ialah makan dan minum dengan
tangan kanan. Sisi ghaib yang tidak diketahui oleh orang-orang yang tidak
beriman ialah bahwa menggunakan tangan kiri untuk makan dan minum adalah
perilaku syetan. Dan setiap perilaku setan semuanya ialah mengajak kepada kebatilan.
(kok bisa) semua perilaku syetan adalah kebatilan? Jawabannya ialah karena
ialah adalah makhluk yang telah dikutuk dan menjadi penghuni tetap neraka maka
tidak ada kebaikan lagi dalam diri mereka.
Hal
ghaib lainya ialah bahwa ketika seseorang makan dan minum dengan tangan kiri
maka makanan yang kita makan hilanglah kebaikannya untuk kita. Makanan sejatinya
untuk memberikan energi kepada kita agar kuat dalam melaksanakan ibadah. Namun apalah
jadinya ketika makanan yang kita makan hilang energinya dan menjadikan kita
lemah dalam beribadah dikarenakan energy yang ada dimakanan telah hilang
diambil oleh syetan.
Dari Umar bin Abi
Salamah radhiyallahu ‘anhuma, ketika beliau masih kecil pernah makan
dengan kedua tangannya – kanan-kiri. Kemudian diperingatkan oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ
وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anakku, sebutlah
nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di
hadapanmu.” (HR. Bukhari 5376 &
Muslim 2022)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ
وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ
وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
Apabila kalian makan,
maka hendaknya makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga
minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan
minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim 2020, Abu
Daud 3778 dan yang lainnya).
Maka dari sinilah kita
mengetahui bahwa tidaklah sama antara orang yang beriman dan tidak beriman dan
tidaklah sama penghuni surge dan penghuni neraka. Semoga kita bisa istiqomah
dalam menngikuti ajaran agama terutama sunnah-sunnah yang telah diajarkan oleh
Rasulullah shallahu alaihi wasallam. Sehingga kita mengikuti setiap
langkah-langkah penghuni surga bukan penghuni neraka. Mengutip firman Allah
dalam surah al hadid ayat 28-29.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ
مِن رَّحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَّحِيمٌ [٥٧:٢٨]
Hai orang-orang
yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah
kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan
menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia
mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
لِّئَلَّا
يَعْلَمَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَلَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِّن فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَأَنَّ
الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو
الْفَضْلِ الْعَظِيمِ [٥٧:٢٩]
(Kami terangkan
yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada mendapat
sedikitpun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada Muhammad), dan
bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada
siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Wallahu ‘alamu bis shawwab.
Catatan harian Abu Akhdan
Semarang, 7 Dzul Qo’dah 1440H/10 Juli 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar