Selasa, 09 Juli 2019

Dibalik Makan dengan Tangan Kiri


Allah Ta’alaa berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ 
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. (QS An Nur :21)
Dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah menyayangi hambanya yang beriman dan tanda kasih sayang ini ialah dengan memberikan perhatian (warning) untuk tidak mengikuti langkah-langkah syetan, karena syetan menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan mungkar. Dan dengan dasar ayat ini pula, bahwa kita yang beriman hendaknya untuk mengilmui setiap langkah-langkah syetan agar kita memiliki kontrol diri untuk tidak mengikutinya dan menjauhinya secara sadar maupun tidak sadar.
Seorang sahabat yang mulia yaitu Hudzaifah Ibnul Yaman, begitu semangat mengenali kejelekan, di samping ia juga paham amalan baik. Hudzaifah berkata, “Manusia dahulu biasa bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kebaikan. Aku sendiri sering bertanya mengenai kejelekan supaya aku tidak terjerumus di dalamnya.”
( HR. Bukhari no. 3411 dan Muslim no. 1847)


Contoh yang sederhana dalam mengikuti langkah-langkah syetan, dalam hal ini mudah untuk tidak dilakukan, namun nyatanya sebagian orang sulit meninggalkannya. Yaitu, makan dengan tangan kiri. Sebagian masyarakat kita telah terkontaminasi dengan budaya barat, karena memang mereka menganggap bahwa kebiasaan mereka yang makan dan minum dengan tangan kiri merupakan kebiasaan masyarakat maju (baca; modern). Sedangkan mereka (masyarakat barat) menganut idiologi kekebasan (freedom) yang sudah pasti berbeda dan bertentangan dengan idiologi dalam agama kita.
Idiologi kebebasan yang mereka anut, selalu mempertanyakan tentang larangan makan dan minum dengan tangan kiri yang diajarkan dalam agama Islam, karena menurut akal pemikiran mereka tidaklah berbeda seseorang makan dan minum dengan tangan kiri atau tangan kanan, toh keduanya sama-sama tangan dan memilliki fungsi yang sama dan tidak mengganggu orang lain. Maka dalam hal ini tidak ada cela bagi yang makan dengan tangan kanan maupun dengan tangan kiri. Sama halnya dengan cara berpakaian masyarakatnya yang kebanyakan berpakaian setengah bahan, mereka berpakaian sesuai selera yang mereka inginkan asal tidak mengganggu orang lain dalam perspective mereka.
Orang-orang beriman adalah orang yang telah berkomitmen untuk mengikuti ajaran yang telah diwahyukan Allah yaitu Al Quran dan hadits. Mempercayai hal-hal ghaib yang datangnya dari Allah yang disampaikan kepada Rasulullah untuk seluruh umatnya. Dan salah satu hal ghaib yang diajarkan kepada kita ialah makan dan minum dengan tangan kanan. Sisi ghaib yang tidak diketahui oleh orang-orang yang tidak beriman ialah bahwa menggunakan tangan kiri untuk makan dan minum adalah perilaku syetan. Dan setiap perilaku setan semuanya ialah mengajak kepada kebatilan. (kok bisa) semua perilaku syetan adalah kebatilan? Jawabannya ialah karena ialah adalah makhluk yang telah dikutuk dan menjadi penghuni tetap neraka maka tidak ada kebaikan lagi dalam diri mereka.
Hal ghaib lainya ialah bahwa ketika seseorang makan dan minum dengan tangan kiri maka makanan yang kita makan hilanglah kebaikannya untuk kita. Makanan sejatinya untuk memberikan energi kepada kita agar kuat dalam melaksanakan ibadah. Namun apalah jadinya ketika makanan yang kita makan hilang energinya dan menjadikan kita lemah dalam beribadah dikarenakan energy yang ada dimakanan telah hilang diambil oleh syetan.
Dari Umar bin Abi Salamah radhiyallahu ‘anhuma, ketika beliau masih kecil pernah makan dengan kedua tangannya – kanan-kiri. Kemudian diperingatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di hadapanmu.” (HR. Bukhari 5376 & Muslim 2022)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
Apabila kalian makan, maka hendaknya makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim 2020, Abu Daud 3778 dan yang lainnya).
Maka dari sinilah kita mengetahui bahwa tidaklah sama antara orang yang beriman dan tidak beriman dan tidaklah sama penghuni surge dan penghuni neraka. Semoga kita bisa istiqomah dalam menngikuti ajaran agama terutama sunnah-sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallahu alaihi wasallam. Sehingga kita mengikuti setiap langkah-langkah penghuni surga bukan penghuni neraka. Mengutip firman Allah dalam surah al hadid ayat 28-29.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ [٥٧:٢٨]
Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.



لِّئَلَّا يَعْلَمَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَلَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِّن فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَأَنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ [٥٧:٢٩]
(Kami terangkan yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada mendapat sedikitpun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada Muhammad), dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.

Wallahu ‘alamu bis shawwab.
Catatan harian Abu Akhdan
Semarang, 7 Dzul Qo’dah 1440H/10 Juli 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar