Kondisi diatas adalah gambaran bahwa seseorang telah bersandar
kepada sebab. sebagai seorang mukmin kita wajib hanya bergantung kepada Allah
(Allahus Shamad), seyogyanya ketika ia mengambil suatu sebab, ia bertawakal memohon pertolongan kepada Allah
Ta’alaa demi berpengaruhnya sebab tersebut. Hatinya tidak condong kepada sebab
tersebut agar ia tidak tenang dikarenakan sebab, melainkan tenang karena Allah
Ta’alaa.
Sebagai contoh bagaimana seseorang haruslah bergantung hanya
kepada Allah dan bukan kepada sebab ,
bisa kita dapati di kisah Zulkarnain. Ketika
sekumpulan orang meminta bantuan
Zulkarnain untuk membangun dinding yang memisahkan mereka dengan yakjuj dan
makjuj zulkarnain berkata,
قَالَ مَا
مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ
وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا [١٨:٩٥]
Dzulkarnain berkata: "Apa yang
telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka
tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan
dinding antara kamu dan mereka,
Lihat, bagaimana Zulkarnain menyandarkan dirinya dengan bertawakal hanya kepada
Allah, bahwa Allah yang memiliki kekuasaan menjadikan
dinding tersebut. Dirinya hanya sebatas mengambil sebab untuk mewujudkan
dinding tersebut. Maka ketika dinding itu telah berhasil diselesaikan, Ia pun
kembali berkata,
قَالَ هَٰذَا
رَحْمَةٌ مِّن رَّبِّي ۖ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ
دَكَّاءَ ۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا [١٨:٩٨]
Dzulkarnain berkata: "Ini
(dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku,
Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar".
Berhasilnya dinding itu dibangun karena rahmat Allah, maka
Allah pula yang menjadikannya kuat atau hancur nanti pada waktunya.
Sebagai seorang hamba, maka tidak ada daya dan upaya yang
dapat kita lakukan kecuali meminta pertolongan Allah di dalam melakukan segala
hal. Oleh karenanya Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu meminta pertolonganNya
dengan selalu mengucapkan Bismillah setiap akan mengambil sebab, tidak lain
supaya hati kita tenang dengan bergantung kepadaNya, bukan tenang bergantung
kepada sebab sehingga dapat menjatuhkan kita kepada riya dan sum’ah.
Wallahu A’lamu
Bis Shawwab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar