Kamis, 24 Januari 2019

Tenang dengan bergantung hanya kepada Allah, bukan tenang bergantung dengan sebab


Hasil gambar untuk Allahus As ShamadBerapa banyak diantara kita yang merasa pasti akan berhasil ketika telah memperhitungkan  segala sesuatu dan segala kemungkinan yang akan terjadi, bahkan muncul dari benaknya sebuah kalimat bijak usaha tidak akan menghianati hasil. Maka dengan keyakinan seperti ini hatinya menjadi tenang kepada sebab yang telah diambilnya. Ketika sebab yang sudah diambilnya dengan penuh keyakinan  seratus persen itu sesuai dengan harapannya maka ia pun senang dan semakin yakin dengan kehebatan dirinya. Sebaliknya, jika tak sesuai dengan harapannya, ia pun kecewa berat atas sebuah kegagalan itu hingga frustasi menghinakannya. 

Kondisi diatas adalah gambaran bahwa seseorang telah bersandar kepada sebab. sebagai seorang mukmin kita wajib hanya bergantung kepada Allah (Allahus Shamad), seyogyanya ketika ia mengambil suatu sebab,  ia bertawakal memohon pertolongan kepada Allah Ta’alaa demi berpengaruhnya sebab tersebut. Hatinya tidak condong kepada sebab tersebut agar ia tidak tenang dikarenakan sebab, melainkan tenang karena Allah Ta’alaa.


Sebagai contoh bagaimana seseorang haruslah bergantung hanya kepada Allah dan  bukan kepada sebab , bisa kita dapati di kisah Zulkarnain.  Ketika sekumpulan orang  meminta bantuan Zulkarnain untuk membangun dinding yang memisahkan mereka dengan yakjuj dan makjuj zulkarnain berkata,

قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا [١٨:٩٥]
Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka,

Lihat, bagaimana Zulkarnain  menyandarkan dirinya dengan bertawakal hanya kepada Allah,  bahwa  Allah yang memiliki kekuasaan menjadikan dinding tersebut. Dirinya hanya sebatas mengambil sebab untuk mewujudkan dinding tersebut. Maka ketika dinding itu telah berhasil diselesaikan, Ia pun kembali berkata,
قَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌ مِّن رَّبِّي ۖ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ ۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا [١٨:٩٨]
Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar".

Berhasilnya dinding itu dibangun karena rahmat Allah, maka Allah pula yang menjadikannya kuat atau hancur nanti pada waktunya.

Sebagai seorang hamba, maka tidak ada daya dan upaya yang dapat kita lakukan kecuali meminta pertolongan Allah di dalam melakukan segala hal. Oleh karenanya Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu meminta pertolonganNya dengan selalu mengucapkan Bismillah setiap akan mengambil sebab, tidak lain supaya hati kita tenang dengan bergantung kepadaNya, bukan tenang bergantung kepada sebab sehingga dapat menjatuhkan kita kepada riya dan sum’ah. 
Wallahu A’lamu Bis Shawwab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar