Senin, 10 Desember 2018

Mereka Pemuda ditengah Kedzaliman

Sumber gambar muslim.or.id

Antara pemuda Kahfi, Nabi Ibrahim alaihis salam dan Nabi Muhammad Shallalllah alaihi wasallam saat kedzhaliman merajalela. Ada kesamaan kisah di dalam episode kehidupan mereka, walaupun mereka hidup pada rentang jaman yang berbeda.

Perhatikan kesamaan episode kisahnya disini:

Para Pemuda Kahfi

Saat para pemuda Kahfi menyatakan beriman kepada Allah dan mereka menyaksikan kedzaliman masyarakatnya dengan menjadikan selain Allah tuhan-tuhan untuk disembah, mereka (pemuda Kahfi) memutuskan untuk meninggalkan  mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah lalu berlindung di dalam gua untuk waktu yang telah ditentukan.

وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنشُرْ لَكُمْ رَبُّكُم مِّن رَّحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُم مِّنْ أَمْرِكُم مِّرْفَقًا [١٨:١٦]
Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu. (QS. Al Kahfi:16).


Nabi Ibrahim Alaihis salam

Saat Nabi Ibrahim Alaihis salam mengenal penciptanya Allah Subhanahu wa Ta’alaa. Nabi Ibrahim alaihis salam menyaksikan masyarakatnya melakukan kedzaliman dengan menjadikan berhala-berhala sebagai sesembahan mereka. Mengetahui bahwa berhala yang mereka sembah adalah buatan bapaknya, maka Ia  menemui bapaknya dan menngajaknya untuk meninggalkan sesembahan berhala yang dibuat oleh tangannya sendiri.

Ibraim berkata, “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?”.

“Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.”

Bapaknya menjawab, "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama".

Nabi Ibrahim berkata kepada bapaknya,” "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". (QS Maryam: 47-48).

Nabi Muhammad Shallalllah alaihi wasallam

Dikisahkan bahwa saat Nabi Muhammad Shallalllah alaihi wasallam menyaksikan kejahilan masyarakat dan kerusakan para pemuda di jamannya yang menjadikan berbagai berhala sebagai wasilah mereka menyembah Allah. Pemuda Muhammad memutuskan untuk mengasingkan diri dari mereka dan bersembunyi di atas gua di atas Jabal Nur sampai beliau menerima wahyu yang pertama dari Allah.

Tak ada yang kebetulan, semua ketentuan telah ditakdirkan oleh Allah Ta’ala bahwa mereka para pemuda kuat dijamanya yang berusaha menjaga diri mereka dari bentuk kedzaliman dan kejahilan yang tampak di masyarakat mereka.

Catatan:
1.       Mereka para pemuda yang memiliki tauhid, mengilmui dan mengamalkannya. Para pemuda yang mengilmui tauhid dengan benar maka akan mengetahui kejahilan dan kesesatan yang tampak di jamannya. Maka wajib bagi para pemuda untuk mempelajari tauhid agar tidak terjerumus ke dalam kejahilan dan kedzaliman.

2.       Berusaha untuk mengingkari dan menjauhkan diri saat kejahilan dan kedzaliman merajalela. Mengingkari kejahilan secara dzahir dan batin dengan cara mendakwahkannya dengan nasehat dan doa. Ketika kedzaliman mereka merajalela serta menolak nasehat, bahkan memberikan ancaman maka tinggalkanlah mereka dan berhijrahlah demi menyelamatkan aqidah kita.

3.       Hal yang paling  berharga bagi seorang muslim adalah tauhidnya (aqidah), maka wajib menjaganya sampai ajal menjemputnya. Sebagaimana Alah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim /beragama Islam”. (QS. Ali Imran:102).

Wallahu A’lamu Bishwab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar